Berpuisi dengan Gambar
Tentu saja "gambar" yang dimaksud di sini bukan berupa garis-garis seperti halnya gambar dalam seni rupa. Yang saya maksud ialah citra atau imaji. Kedua kata ini merujuk pada kata image dalam bahasa Inggris. Dalam puisi, pencitraan ini biasanya berkaitan dengan (kata-kata yang melukiskan) pencerapan indrawi kita atas sesuatu benda atau suasana, misalnya kata-kata yang menggambarkan bentuk, warna, bau, rasa, dan sebagainya. Saya rasa ini lebih berkenaan dengan diksi ketimbang isi/tema puisi. Puisi yang baik biasanya kaya imaji, citra, gambar. Dengan elemen itulah efek puisi bisa diperoleh. Puisi yang sekedar menyampaikan sesuatu kepada pembaca terasa kering dan "introvert", seperti teka-teki yang sudah menyediakan jawaban sekaligus. Puisi demikian ini membatasi tafsir pembaca.Puisi yang kaya imaji akan memungkinkan pembaca merangkai-rangkai ceritanya sendiri dengan mengacu kepada pengalaman puitiknya sendiri. Semakin dahsyat pencitraan dalam puisi, semakin asyiklah pembaca menerjunkan dirinya dalam alam citra yang diciptakan oleh puisi tersebut.Penyairku, ambil pensilmu. Mari kita menggambar!
Tentu saja "gambar" yang dimaksud di sini bukan berupa garis-garis seperti halnya gambar dalam seni rupa. Yang saya maksud ialah citra atau imaji. Kedua kata ini merujuk pada kata image dalam bahasa Inggris. Dalam puisi, pencitraan ini biasanya berkaitan dengan (kata-kata yang melukiskan) pencerapan indrawi kita atas sesuatu benda atau suasana, misalnya kata-kata yang menggambarkan bentuk, warna, bau, rasa, dan sebagainya. Saya rasa ini lebih berkenaan dengan diksi ketimbang isi/tema puisi. Puisi yang baik biasanya kaya imaji, citra, gambar. Dengan elemen itulah efek puisi bisa diperoleh. Puisi yang sekedar menyampaikan sesuatu kepada pembaca terasa kering dan "introvert", seperti teka-teki yang sudah menyediakan jawaban sekaligus. Puisi demikian ini membatasi tafsir pembaca.Puisi yang kaya imaji akan memungkinkan pembaca merangkai-rangkai ceritanya sendiri dengan mengacu kepada pengalaman puitiknya sendiri. Semakin dahsyat pencitraan dalam puisi, semakin asyiklah pembaca menerjunkan dirinya dalam alam citra yang diciptakan oleh puisi tersebut.Penyairku, ambil pensilmu. Mari kita menggambar!